Dahulu pernah aku katakan…….
Bahwa lembayung senja akan selalu
menjauh..
Sembari aku semai semua tanaman sayur..
Berdaun anggrek bulan dan
bertangkai mawar biru…
Dapatkah kau selipkan…fajar, kala melati berembun pagi
Namun tetap saja aku sampaikan
kala lidah telah kelu
Nyanyian itik dan unggas telah
berteriak parau…
Aku telah membawakan seutas “kanvas
dengan warna”
merah jambu, untuk kau lukis
dendang semua tautan
di antara “ilalang” bertabur
warna sorga
Apa harus lengkap aku tuliskan
semua bait syair
Untuk sebuah nyanyian jiwa, yang
hendak meraih bukit hidup
dalam rajutan warna langit
Kala masih ada guratan awan
hitam….lantas
Semua cakrawala telah
memalingkan…
Lantaran tiada hari yang bertanam
halaman hidup
Jangan kau terburu untuk
meruntuhkan langit
Bila ruang dadamu masih kau isi
sayatan luka
Yang kau kerlingkan sorot
matamu…..
Pada tulang igaku yang mulai
rapuh….masihkah ada..?
Sebuah nampan beralas sutera
merah jambu
Dengan buah segar menawan….
Sehingga semua belalang pada
padang gersang
Berteriak lantang, lantaran telah
dekatnya jarak hati
Antara kekesalan dan rumah bambu
di tepi telaga
Yang kau pagari dengan tanaman
pandan,
Dapatkah kau ceritakan lagi kisah
cinta
Antara bidadari Supraba dengan
Arjuna
Mengapa engkau terbungkam
Selamat pagi, namun tetap
terselip dalam do’a
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul BIAR SAJA KUSELIPKAN DALAM DOA. Jika kamu suka, jangan lupa like dan bagikan keteman-temanmu ya... By : kumpulan puisi puisi
Ditulis oleh:
cerdas alquran - Saturday, June 9, 2012
Belum ada komentar untuk "BIAR SAJA KUSELIPKAN DALAM DOA"
Post a Comment