“Altar
yang kau lebarkan hingga menepi di batas Laut Kidul, gigimu menyeringai,
nampaklah tangan kecil menggelepar meradang nyawa namun menepis nafas mereka
sendiri. Sekawanan hantu terus saja membaca mantera, dengan jas hitam berkerah
putih, hingga Nampak langit berpoles warna kebiruan namun masih berenda awan
hitam”
Pohon perdupun menyimak, meski belukar
mencibir, rumput tetap saja mengokohkan sepatu
lars untuk menunjam bumi, bila sang
Pemeran Jaman terpelanting dalam jurang,
Namun berjuta raut, mempersembahkan
protes terhadap mantra sang hantu
Yang hendak mengoyakan langit.
Dan
mengusung awan hitam, bertepi racun, onak bulu bambu.
Untuk mengusir nyamuk nyamuk bertulang
iga rapuh di bawah gubug bambu,
Jangan kau hadapkan punggungmu, sang
hantu !. Bila liuk puting beliung menghimpitmu,
Hingga melemparnu ke Puncak Tanguruhua atau Pinistubo,
Agar kau lebih akrab dengan tabir yang
dulu kau pintal setebal belacu,
Kau boleh mengajak semua yang ada di
kantong bajumu
Untuk menjadi teman kala kau tersudut di
sudut tragedy
Apakah belum pernah kau dengar lagi,
Saat ibu ibu di desa membawa anaknya
untuk melihat dunia
Mereka bersekolah di bangunan kardus,
bersandar pada
keramahan angin gunung, untuk menyisir
daun daun sayur yang tumbuh
Di sepanjang kebun penuh harap,
sedangkan atap sekolah mereka
selalu bergoyang ditiup angin
ketidaktahuan
Atau kau lebih memilih
Bernyanyi simphoni riuh rendah yang
mampu merobohkan warna pelangi
Kala hitam tidak sepantasnya bertaut
dengan jingga,
Atyau biar saja wedus dembel
menjadimerah membara
Menyodorkan sudut jantung yang berkawan
sembilu
Kemudian menusuk tiap yang kita miliki
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul MANIFESTO UNTUK HANTU HANTU BERKERAH PUTIH. Jika kamu suka, jangan lupa like dan bagikan keteman-temanmu ya... By : kumpulan puisi puisi
Ditulis oleh:
cerdas alquran - Saturday, June 9, 2012
Belum ada komentar untuk "MANIFESTO UNTUK HANTU HANTU BERKERAH PUTIH"
Post a Comment