puisi.blogspot.com">

NYANYIAN HATI BERTEMA ARCHIPELAGO YANG TERANIAYA




Birama lagu senja masih akrab dengan senandung, halaman pagi yang teduh…
Dibuai bulir asa dari kanvas lukisan hidup, yang mengalir dalam butir peluh  milik
petani petani…yang menyisir sawah ladang dengan pematang yang rapi
Matahari terjerambab dalam kidung mesra, dengan kerbau yang mengeluh, benak benak  yang teduh bersandar pada tali langit.

Namun tak tahu lagi kita, dalam seloroh dan cumbu alam yang berselimut keranda dan nisan. …….
Kita sambangi saja dengan menyodorkan sekuntum kembang setaman berikat tali sutra, agar sorot matanya tak lagi curiga, karena semalam sumpah serapah alam telah terhampar dalam wujud pesta petir, dan angin badai dari ketiaknya…..
Jangan ada lagi dandananmu yang koyak…..
Sehingga tsunami mampu menerobos,……
Tak ada lagi gincu tebal yang seronok menakutkan anak ayam yang bercicit
Menepiskan awan senja yang menghalangi keceriaanya.

Jangan pula gincu tebal yang berpupur “wedus gembel”
Biarlah kita sulam sudut bajumu yang koyak
Dengan pohon Waisor,………
Atau kita benahi Pantai Mentawai sehingga engkau mampu mencelupkan wajah jelagamu………..
Esok akan aku jinjing sebuah keberanian,
Dari kawan kawan satu desa yang sigap dan tak bersuara nyaring
Untuk menyulam langit………
Yang tertawan amarahnya alam,,,hingga membuat Archipelago terkapar dan teraniaya
Setelah seharian mereka berkubang amarah di pantai Aceh, Mentawai, Waisor, Pangandaran…….
Dan bersembunyi di puncak Merapi.

(jakarta, 17 Nopember 2010).
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul NYANYIAN HATI BERTEMA ARCHIPELAGO YANG TERANIAYA. Jika kamu suka, jangan lupa like dan bagikan keteman-temanmu ya... By : kumpulan puisi puisi
Ditulis oleh: cerdas alquran - Saturday, June 9, 2012

Belum ada komentar untuk "NYANYIAN HATI BERTEMA ARCHIPELAGO YANG TERANIAYA"

Post a Comment