Mari kita benahi jalan desa,
meski masih beralas tanah liat
Agar tidak licin di tengah hujan
setahun
Atau pula tidak melekang di…
tengah kemarau yang belum pernah…
kelihatan bayangnya.
Cukuplah jalan milik kita berpagar
kembang sepatu
Bukan anggrek aneka warna, atau
bunga jaman
Yang berkelopak hitam
Dan berputik “semu” sang penjaja
erotis..
Tanpa bahasa hati tentang sawah
lading
Mari kita usung pula...tanpa ragu
Segenggam angin sejuk dari
buritan hidup
Agar kerah baju kita berornamen
moralitas
Bukan lagi emas berlian yang
menyelinap
Di perut kita yang berisi “jubah
jubah setan”
Atau dandanan iblis penunggu “lembah
nista”
Yang menjelma dalam raut wajah
santun
Adil dan bijak dengan naungan
ilalang
Berada di kedua sayap dan dasi
yang necis.
Kita di ujung tahun, saudaraku…..
Jangan melangkah dengan kedua
kaki
Yang saling mengutuk satu sama
lain
Atau memincingkan mata dengan
cibiran
Hingga terasa licin jalan tanah
liat
Yang membentang dan menyeruakan
hidup
Di tengah desa kita
Meski kita tak hirau dengan
bilangan tahun
Karena dibisingkan dengan sapi
yang melenguh
Dan kambing yang beranak di
tengah hari bolong
Sedangkan padi kita telah
tertunduk menguning,
Dengan daun sayur yang
memantulkan cahaya mentari
Namun kita juga butuh terompet
kertas
Untuk kita jadikan batu pijakan
Tentang anak kita yang tak
kebagian
Kursi sekolah dan bangku akademi
atau universitas
Ataukah memang….
Kaki kaki kita yang telah
tersulam dari
Debu sawah atau Lumpur lading
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul Kita di Penghujung Tahun, Saudaraku !. Jika kamu suka, jangan lupa like dan bagikan keteman-temanmu ya... By : kumpulan puisi puisi
Ditulis oleh:
cerdas alquran - Saturday, June 9, 2012
Belum ada komentar untuk "Kita di Penghujung Tahun, Saudaraku !"
Post a Comment